3 Pemuda love | Karya: Siti Nurul Kholifah
Judul: 3 Pemuda love
Karya: Siti Nurul Kholifah
Kategori: Cerpen
Fiktif tapi juga non fiksi.
--------------------
Segalanya tak pernah berujar dengan harapan yang indah, di kala takdir menyeruak malam penuh keyakinan. Tak ada hiasan, tak ada pelangi, tak ada mentari... Hanya senja yang mereka dapati. Arafah, Zafa dan Iqra...
--------------------
"Kak, bagaimana ini? Untuk MSQ, kita belum ada persiapannya sama sekali?" rengek zafa berkali-kali. Begitu tegang.
"Iya, benar. Apa kak Arafah akan tetap tenang seperti ini, sedangkan kita tidak?"
Mendengar hal itu, Arafah hanya tersenyum seakan tiada beban. Lalu...
"Kakak sudah siapkan semua konsepnya. Kalian tinggal menghafal apa yang sudah diberi."
"Aku sudah hafal!" tegas Iqra
"A-aku... Aku masih ragu," sambung Zafa memelas.
"Kak Zafa harus bisa, malam ini kita akan mulai bersaing kembali," kilah Iqra memberikan motivasi pada Zafa.
Senja begitu indah, membentuk jingga kala hati tak seimbang. Saat itu, kegamangan mulai mengapit jiwa ke tiga gadis yang hendak bersaing ketat dalam perlombaan musabaqoh syahril qur'an. Arafah tetap diam termangu, asyik menatap langit semburat jingga. Dengan memejamkan mata. Sedangkan Iqra dan Zafa, mereka beradu argument. Sesekali terdengar keduanya saling menghafal. Tiba-tiba...
Drrrtt...
Drrrtt...
Drrrtt...
Getar ponsel yang hendak membuyarkan lamunan, juga menghentikan argument Zafa dan Iqra.
"Kak Raiq sms?"
Iqra yang pertama meraih ponsel lalu membukanya, dengan nada riang layaknya anak kecil, berjingkrak-jingkrak sambil memainkan tangan layaknya petinju. Ada-ada saja.
"Sudah cukup! Penasarean, memangnya sms apa, sih? Sampai jingkrak-jingkrak kaya orang gila aja!" Arafah merebut ponsel yang dipegang Iqra.
"Ya elah, cuma sms gitu doang. Lebay!" ledek Zafa.
"Oh, ya ya ya peka kok peka." Balas Arafah.
"Kan beda kak Zafa, orang yang lagi kasmaran tuh beda. Kak Zafa jahat!" tukas Iqra seraya memasang wajah yang tak kalah melas. "Kak Arafah aja peka kok. Bewww."
Zafa hanya membalas dengan dengusan kesal.
"Sudah pada hafal, kan? Kita mulai latihan," Arafah memberi komando pada kedua gadis yang menjadi kunci untuknya di perlombaan.
"Tunggu dulu. Sebelum latihan, kita harus minta do'anya dulu terus minta disemangatin buat nanti malem, sama Kak Raiq, Kak Fazai, terutama... Kak Pinokio... pujaan hatinya kak Arafah. Ciiieee..." Iqra memang selalu saja hobi menggoda orang.
Zafa pun sama halnya.
----------------------
"Saatnya peserta terakhir, kita yang akan tampil."
Arafah, Zafa dan Iqra tidak henti-hentinya berdo'a untuk kesuksesan pada malam itu. Menang kalah tidak menjadi masalah bagi mereka, tapi setidaknya di situ terdapat kelancaran, hingga dapat memuaskan penonton, apalagi dewan juri. Ketika nama kelompok ketiga gadis telah dilontarkan oleh sang pelaku acara, suasana begitu meriah. Bahkan histeris. Ketiga gadis itu pun siap-siap melangkah untuk maju. Dan... Bismillah. Terdapat ketiga pemuda love sedang antusias memberikan semangat yang menggebu. Meneriaki nama kelompok ketiga gadis. Mereka duduk berjajar, mengikuti arahan.
Semua itu memberikan kesan pada ketiga gadis dari pemuda love yang menjulurkan suaranya untuk memberikan kobaran semangat. Hingga akhirnya, semua lancar, walaupun ada beberapa kesalahan yang memang fatal. Akan tetapi, semua itu tidak menggubris kesan bagi ketiga gadis.
------------------
Kecintaan dari ketiga pemuda love untuk ketiga gadis pujangga, merintihkan jejak cahaya pada bumi yang berpijak.
"Jika cinta lahir dengan alasan, maka tak akan ada jalan untuk seterusnya. Dan jika cinta datang dengan hadirnya masalah, maka itu akan memperkuat hubungan," kilah ketiga gadis pada ketiga pemuda love.
#Sadamukti_05Apr2016
#Selasa_01:39
Karya: Siti Nurul Kholifah
Kategori: Cerpen
Fiktif tapi juga non fiksi.
--------------------
Segalanya tak pernah berujar dengan harapan yang indah, di kala takdir menyeruak malam penuh keyakinan. Tak ada hiasan, tak ada pelangi, tak ada mentari... Hanya senja yang mereka dapati. Arafah, Zafa dan Iqra...
--------------------
"Kak, bagaimana ini? Untuk MSQ, kita belum ada persiapannya sama sekali?" rengek zafa berkali-kali. Begitu tegang.
"Iya, benar. Apa kak Arafah akan tetap tenang seperti ini, sedangkan kita tidak?"
Mendengar hal itu, Arafah hanya tersenyum seakan tiada beban. Lalu...
"Kakak sudah siapkan semua konsepnya. Kalian tinggal menghafal apa yang sudah diberi."
"Aku sudah hafal!" tegas Iqra
"A-aku... Aku masih ragu," sambung Zafa memelas.
"Kak Zafa harus bisa, malam ini kita akan mulai bersaing kembali," kilah Iqra memberikan motivasi pada Zafa.
Senja begitu indah, membentuk jingga kala hati tak seimbang. Saat itu, kegamangan mulai mengapit jiwa ke tiga gadis yang hendak bersaing ketat dalam perlombaan musabaqoh syahril qur'an. Arafah tetap diam termangu, asyik menatap langit semburat jingga. Dengan memejamkan mata. Sedangkan Iqra dan Zafa, mereka beradu argument. Sesekali terdengar keduanya saling menghafal. Tiba-tiba...
Drrrtt...
Drrrtt...
Drrrtt...
Getar ponsel yang hendak membuyarkan lamunan, juga menghentikan argument Zafa dan Iqra.
"Kak Raiq sms?"
Iqra yang pertama meraih ponsel lalu membukanya, dengan nada riang layaknya anak kecil, berjingkrak-jingkrak sambil memainkan tangan layaknya petinju. Ada-ada saja.
"Sudah cukup! Penasarean, memangnya sms apa, sih? Sampai jingkrak-jingkrak kaya orang gila aja!" Arafah merebut ponsel yang dipegang Iqra.
"Ya elah, cuma sms gitu doang. Lebay!" ledek Zafa.
"Oh, ya ya ya peka kok peka." Balas Arafah.
"Kan beda kak Zafa, orang yang lagi kasmaran tuh beda. Kak Zafa jahat!" tukas Iqra seraya memasang wajah yang tak kalah melas. "Kak Arafah aja peka kok. Bewww."
Zafa hanya membalas dengan dengusan kesal.
"Sudah pada hafal, kan? Kita mulai latihan," Arafah memberi komando pada kedua gadis yang menjadi kunci untuknya di perlombaan.
"Tunggu dulu. Sebelum latihan, kita harus minta do'anya dulu terus minta disemangatin buat nanti malem, sama Kak Raiq, Kak Fazai, terutama... Kak Pinokio... pujaan hatinya kak Arafah. Ciiieee..." Iqra memang selalu saja hobi menggoda orang.
Zafa pun sama halnya.
----------------------
"Saatnya peserta terakhir, kita yang akan tampil."
Arafah, Zafa dan Iqra tidak henti-hentinya berdo'a untuk kesuksesan pada malam itu. Menang kalah tidak menjadi masalah bagi mereka, tapi setidaknya di situ terdapat kelancaran, hingga dapat memuaskan penonton, apalagi dewan juri. Ketika nama kelompok ketiga gadis telah dilontarkan oleh sang pelaku acara, suasana begitu meriah. Bahkan histeris. Ketiga gadis itu pun siap-siap melangkah untuk maju. Dan... Bismillah. Terdapat ketiga pemuda love sedang antusias memberikan semangat yang menggebu. Meneriaki nama kelompok ketiga gadis. Mereka duduk berjajar, mengikuti arahan.
Semua itu memberikan kesan pada ketiga gadis dari pemuda love yang menjulurkan suaranya untuk memberikan kobaran semangat. Hingga akhirnya, semua lancar, walaupun ada beberapa kesalahan yang memang fatal. Akan tetapi, semua itu tidak menggubris kesan bagi ketiga gadis.
------------------
Kecintaan dari ketiga pemuda love untuk ketiga gadis pujangga, merintihkan jejak cahaya pada bumi yang berpijak.
"Jika cinta lahir dengan alasan, maka tak akan ada jalan untuk seterusnya. Dan jika cinta datang dengan hadirnya masalah, maka itu akan memperkuat hubungan," kilah ketiga gadis pada ketiga pemuda love.
#Sadamukti_05Apr2016
#Selasa_01:39
3 Pemuda love | Karya: Siti Nurul Kholifah
Reviewed by BGiBola
on
03:13
Rating:
No comments: